Renungan Paskah "on Busy Tuesday" (Matius 25:14–30)
Vik. Doni Harianja - 26 Maret 2024, 17:28

Cerita ini mengisahkan sebuah kisah tentang seorang tuan yang pergi dan kembali untuk melihat bagaimana para staf melakukan tugasnya selama ketidakhadirannya. Dan tidak diragukan lagi, kisah ini harus dipahami dalam konteks hubungan antara Allah dan Israel. Allah adalah tuan, Israel adalah hamba; dan Allah telah memberikan Israel tanggung jawab, dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Hal ini membawa kita kembali ke Khotbah di Bukit, di mana Yesus mengambil beberapa tema nubuatan Perjanjian Lama dan menyatakan ‘kamu adalah terang dunia ... garam dunia’. Allah telah memanggil Israel menjadi sarana untuk meneruskan proyek besar-Nya, untuk menyelamatkan dan memperbaharui seluruh ciptaan. Allah telah memberikan kepada Israel sarana untuk melakukannya: Tanah, Bait Suci, Hukum. Suatu saat nanti, sesuai dengan nubuat para nabi, Allah akan kembali untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh umat-Nya dengan karunia-karunia ini.
Tuduhan Yesus terhadap orang-orang sezaman-Nya adalah bahwa mereka gagal dalam tanggung jawab yang diberikan Allah ini. Mereka seperti hamba ketiga dalam cerita, yang bila diberi kesempatan untuk bersinar, mengubur talenta di dalam tanah. Hasilnya, seperti halnya para penggarap yang jahat di pasal 21, tamu yang tidak berterima kasih di pasal 22, dan hamba yang jahat di pasal 24, adalah bahwa mereka yang gagal dalam panggilannya berarti mereka tidak diikutsertakan lagi. Mendapatkan hak istimewa dan panggilan berarti bersedia memikul tanggung jawab; menghindarinya berarti kehilangan hak istimewa atau panggilan. Bagi saya, itulah inti utama dan orisinal dari perumpamaan ini.